22 October, 2020

MAKALAH IBADAH, AKHLAK, DAN MUAMALAH: SHALAT


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap Tuhannya dan dengan ibadah manusia kan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti. Bentuk dan jenis ibadah sangat bermacam-macam, seperti shalat, puasa, naik haji, membaca Al-Qur’an, jihad dan lainnya. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah baligh berakal dan harus dikerjakan bagi seorang mukmin dalam keadaan bagaimanapun. Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat. Sehingga barang siapa yang mendirikan shalat, maka dia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (Islam).


 

Shalat adalah amal yang pertama kali dihitung diakhirat maka dari itu jika shalatnya baik, maka akan beruntung dan jika shalatnya rusak maka akan gagal dan merugi. Sehingga kita sebagai umat muslimin yang baik mempunyai kewajiban untuk menjaga shalat 5 waktu dalam sehari semalam. Karena pada hakekatnya shalat adalah mencegah kekejian dan kemungkaran bagi umat muslim. Bagi setiap yang sudah melakukan shalat dan sesuai dengan esensi yang dikandung dalam shalat, maka dirinya akan terus bergerak melawan kemungkaran.

Dalam kehidupan yang era ini masih banyak umat muslimin yang masih mengesampingkan waktu shalat demi memuaskan kesenangan duniawi. Mereka sibuk akan kehidupan yang fana, tanpa memikirkan kehidupan diakhirat yang abadi. Kesadaran mereka akan kewajibannya sebagai umat muslim kepada Tuhannya masih rendah dan menyelewengkan kebeneran dalam beribadah khususnya shalat sehingga menyebabkan munculnya syirik, bid’ah dan permasalahn konterporer yang sedang mengerogoti pemuda muslim. 

B.  Rumusan Masalah

1.     Apa hakikat shalat ?

2.     Mengapa Allah mewajibkan shalat ?

3.     Tujuan dan fungsi shalat ?

4.     Apa saja akhlak dalam shalat ?

5.     Apa saja hikmah shalat ?

6.     Apa saja makna spiritual shalat ?

7.     Apa ancaman bagi yang meninggalkan shalat ?

C. Tujuan

1.     Mengetahui hakikat, tujuan dan fungsi shalat.

2.     Menjelaskan wajibnya melaksanakan shalat.

3.     Mengetahui akhlak, hikmah dan makna spiritual shalat.

4.     Menjelaskan ancaman bagi hamba yang meninggalkan shalat..

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Hakikat Shalat

Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan, hakikat shalat pada intinya merupakan perkara menggembirakan hati bagi orang-orang yang mencintainya. Shalat merupakan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya, petunjuk bagi yang melaksanakan, dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh kemuliaan dan keberuntungan karena dekat dengan-Nya. Dengan shalat, hati seorang hamba menjadi lebih sempurna dan lebih besar, bergembira dan merasakan kelezatan berdekatan denga-Nya, nikmat mencintai-Nya, gembira menghadap kepada-Nya, serta menyempurnakan keislaman hamba-Nya.

Sesungguhnya shalat yang lima waktu itu adalah merupakan lima rangkaian perjalanan kehadirat allah yang telah diwajibkan oleh allah kepada hambanya didalam waktu yang berlainan setiap hari. Dimana seorang mukmin selama shalat itu melepaskan dirinya dari persoalan duniawinya dan menumpahkan pengabdian untuk tuhanyan dengan mengingat kebesaran allah , memohonkan pertolongan dan petunjuk . dan didalam shalat itu pula dia menyerahkan diri sepenuhnya kedalam lingkungan allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Dan sesunguhnya perjalanan yang demikian itu dapatlah melepaskan duka luarnya dan dapat pula meringankan kesengsaraaan serta mewujudkan keinginan-keinginan yang baik       

 

B.    Mengapa Allah Mewajibkan Shalat

Sesungguhnya Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Rahman dan Maha Rahim yang Maha Tahu akan segala apa yang ada dibumi, sehingga setiap apapun yang diperintahka dan dilarang oleh-Nya benar-benar menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada setiap makhluk di muka bumi.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Kautsar ayat 2, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah” dan dalam surah Al-Baqarah ayat 43, “Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk’. Ayat-ayat tersebut menyerukan hamba-hamba-Nya untuk menunaikan shalat dan menunjukkan betapa pentingnya menjalankan ibadah yang satu ini, bahkan Allah mengacam manusia yang lalai dalam mengerjakan shalat dengan ancaman yang keras dalam surah Al-Maun ayat 4-5, “Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dengan shalatnya”.

Allah memerintahkan untuk shalat sebagai pembeda antara yang mu’min dan yang kafir, selain itu shalat juga ibadah yang membuat kita lebih dekat dengan Allah. Dalam sebuah hadits qudsyi dikatakan “Kedekatan semua hamba kepada-Ku, seperti yang aku fardhukan (wajibkan) padanya dan tidak henti-hentinya seoang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunat, sehingga aku mencintainya, maka aku menjadi telinga yang ia pergunakan untuk  mendengar, menjadi mata yang ia pergunakan untuk melihat, jika ia meminta padaku sungguh aku memberikannya dan bila ia berdo’a kepadaku niscaya aku akan mengabulkan.”

 

C.    Tujuan dan Fungsi Shalat

1.     Tujuan Shalat

a. Melaksanakan kewajiban kepada Allah SWT sebagai sorang muslim yang baik.

b. Sebagai tanda kepatuhan umat muslim kepada Allah SWT.

c. Sebagai identitas, yaitu pembeda antara muslim dan non muslim.

 

2.     Fungsi Shalat

a. Menurut kesehatan 

     1) Shalat mampu menyembuhkan rematik. 

Berdasarkan saran dari dokter ini maka tidak ada solusi terbaik untuk menghindari rematik sejak dini kecuali dengan melaksanakan shalat 5 waktu secara konsisten, karena gerakan shalat adalah jenis gerakan terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.

2) Manfaat Shalat untuk kelancaran sistem peredaran darah dan terapi penyakit jantung. 

Kajian kedokteran mengungkapkan bahwa gerakan ruku'â dan sujud dalam waktu yang lama mampu menstabilkan detak jantung, sehingga peredaran darah berjalan lancar serta meminimalisir tekanan darah tinggi secara akut di kepala.

3) Shalat merupakan gerak olah raga terbaik. 

Secara medis dengan disiplin melakukan shalat setiap waktunya ditambah shalat malam, berdampak pada perubahan pada gerak otot dan hal ini mampu membangkitkan semangat baru pada tubuh, mengikis timbunan lemak di sekitar perut dan paha dan memperlambat efek-efek penuaan pada tubuh. 

4) Manfaat Wudhu dalam Terapi Penyakit Kanker Kulit. 

Berbagai kajian yang berhubungan dengan faktor pemicu kanker kulit mengungkapkan bahwa faktor yang mendominasi munculnya kanker kulit adalah karena kulit banyak menyerap zat kimiawi; dan solusi terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghilangkannya dengan membersihkannya secara berulang kali.

5) Manfaat Sujud dari segi Substansi Kesehatan. 

Pengulangan sujud dalam shalat setiap harinya minimal dilakukan 34 x. Bilangan tersebut dianggap bilangan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas otot dan saraf tubuh serja menjaga keseimbangan antar sendi, khususnya tangan, paha. lutut dan kaki. Dengan aktivitas sujud juga, peredaran darah dalam tubuh bisa berjalan dan bergerak dengan mudah dari atas ke bawah.

6) Manfaat Kekhusyuâkan dalam Shalat. 

Hal yang dapat menurunkan kemampuan memusatkan pikiran dan bahkan merusaknya adalah penyimpangan dan terlalu sibuk dalam menuruti hawa nafsu. Dan akal merupakan alat yang mengagumkan dan memiliki kemampuan yang sangat hebat jika difokuskan pada suatu titik.

7) Kedahsyatan shalat tahajjud dan subuh (yang tepat waktu).

Melalui berbagai penelitian, percobaan dan kajian, sebuah fakta ilmiah mengungkapkan bahwa seseorang yang tidurnya dalam waktu yang sangat lama akan sangat mudah terserang penyakit jantung. Hal ini dikarenakan lemak yang ada dalam darah menempel pada dinding syaraf di sekitar jantung. Para ulama dan ilmuwan modern banyak menganjurkan agar setiap manusia bangun dari tidurnya setelah 4 jam, kemudian melakukan gerakan tubuh ataupun melakukan kegiatan yang membutuhkan otot selama 1/4 jam. Hal ini berguna untuk menghindari bahaya serangan jantung dan menjaga vitalitas tubuh, khususnya jantung karena menghindarinya dari timbunan lemak.

 b. Secara umumMengingatkan kita kepada Allah.

1.     Mengidupkan rasa takut kepada Allah.

2.     Menyuburkan pokok-pokok dan asas-asas tauhid.

3.     Tali penghubung yang menghubungkan hamba dengan Allah Khaliqnya.

4.     Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang.

5.     Dapat menghadapi segala kesusahan dalam hati.

6.     Menghilangkan tabi’at loba.

7.     Tidak takut kemiskinan dan kepapaan karena banyk mengeluarkan harta di jalan Allah.

8.     Menghasilkan ketetapan pendirian.

9.     Mengekalkan kita mengerjakan kebajikan.

10. Memelihara aturan-aturan dan disiplin.

11. Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan.

12. Menyebabkan kita berani meninggalkan maksiat dan tidak berani meninggalkan taat.

D.    Akhlak dalam Shalat

Dalam Qs. Al-Ankabut : 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ayat diatas begitu eksplisit menjelaskan adanya keterkaitan antara shalat dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang muslim. Pengaruh shalat memang tidak dapat dijadikan tolak ukur, tetapi paling tidak dalam ayat ini Allah menjelaskan sikap seorang manusia dari sudut pandang karakter dan watak yang dibawanya. Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam islam sebagaimana bangunan ibadah yang lain juga memilki banyak keistimewaan. Ia tidak hanya memiliki hikmah spesifik dalam setiap gerakan dan rukunnya, namun secara umum shalat juga memiliki pengaruh drastic dalam perkembangan kepribadian seorang muslim. Tentu saja hal itu tidak serta merta dan langsung kita dapatkan dengan instan dalam pelaksanaan shalat. Manfaatnya tanpa terasa dan secara gradual akan masuk dalam diri muslim yang taat melaksanakannya.

Sejatinya, shalat adalah ibadah paripurna yang memadukan olah pikir, olah gerak dan olah rasa (sensibilitas). Ketiganya terpadu secara cantik dan selaras. Yang menarik, Alquran kerap menggandengkan ritual shalat dengan sikap sabar. Salah satunya dalam QS Al Baqarah ayat 153, “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.

Berikut ini adalah nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam proses menjalankan ibadah shalat:

a.    Latihan kedisiplinan

Waktu pelaksanaan shalat sudah ditentukan sehingga kita tidak boleh seenaknya mengganti, memajukan ataupun mengundurkan waktu pelaksanaannya, yang akan mengakibatkan batalnya shalat kita. Hal ini melatih kita untuk berdisiplin dan sekaligus menghargai waktu.

b.   Latihan kebersihan

Sebelum shalat, seseorang disyaratkan untuk mensucikan dirinya terlebih dahulu, yaitu dengan berwudhu atau bertayammum. Hal ini mengandung pengertian bahwa shalat hanya boleh dikerjakan oleh orang yang suci dari segala bentuk najis dan kotoran sehingga kita diharapkan selalu berlaku bersih dan suci.

c.   Latihan konsentrasi

Shalat melibatkan aktivitas lisan, badan, dan pikiran secara bersamaan dalam rangka menghadap ilahi. Ketika lisan mengucapkan Allahu Akbar, secara serentak tangan diangkat ke atas sebagai lambang memuliakan dan membesarkan, dan bersamaan dengan itu pula di dalam pikiran diniatkan akan shalat.

d.   Latihan sugesti kebaikan

Bacaan-bacaan di dalam shalat adalah kata-kata baik yang banyak mengandung pujian sekaligus doa kepada Allah. Memuji Allah artinya mengakui kelemahan kita sebagai manusia, sehingga melatih kita untuk senantiasa menjadi orang yang rendah hati, dan tidak sombong. Berdoa, selain bermakna nilai kerendahan hati, sekaligus juga dapat menumbuhkan sikap optimis dalam kehidupan.

e.   Latihan kebersamaan

Dalam mengerjakan shalat sangat disarankan untuk melakukannya secara berjamaah (bersama orang lain). Dari sisi pahala, berdasarkan hadits nabi SAW jauh lebih besar bila dibandingkan dengan shalat sendiri-sendiri. Dari sisi psikologis, shalat berjamaah bisa memberikan aspek terapi yang sangat hebat manfaatnya, baik bersifat preventif maupun kuratif. Dengan shalat berjamaah, seseorang dapat menghindarkan diri dari gangguan kejiwaan seperti gejala keterasingan diri. Dengan shalat berjamaah, seseorang merasa adanya kebersamaan dalam hal nasib, kedudukan, rasa derita dan senang. Tidak ada lagi perbedaan antar individu berdasarkan pangkat, kedudukan, jabatan, dan lain-lain di dalam pelaksanaan shalat berjamaah.

 

E.    Hikmah Shalat

     Hikmah ibadah shalat sangat besar bagi kehidupan umat Islam baik dari segi kehidupan pribadi maupun masyarakat. Pelaksanaan shalat itu sendiri telah menunjukkan adanya rasa kepatuhan diri seseorang terhadap Khaliknya serta menunjukkan adanya rasa syukur terhadap segala apa yang dianugerahkan Allah sehingga seorang hamba berhadapan dengan Tuhannya untuk menyampaikan segala puji-pujian yang Maha Agung.

 

Abul A’la Maududi menjelaskan bahwa hikmah ibadah shalat tersebut di antaranya:

a. Kesadaran kedudukan sebagai budak.

b. Rasa berkewajiban.

c. Latihan kepatuhan.

d. Menimbulkan rasa kepatuhan kepada Allah.

e. Kesadaran akan hukum Allah.

f. Praktek kebersamaan.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa melalui ibadah shalat tersebut akan menumbuhkan sifat rendah hati karena menyadari bahwa manusia dicimtakan untuk menghambakan diri kepada Allah dengan kewajiban menghambakan diri dan mematuhi kepada hukum-hukum yang datang dari Allah SWT dan jika ibadah shalat itu dilaksanakan secara berjama’ah maka akan membawa dampak positif bagi pembinaan persatuan dan kesatuan antara umat Islam itu sendiri serta menumbuhkan rasa kebersamaan di berbagai bidang.

Zakiah daradjat menyatakan bahwa “Shalat lima waktu merupakan latihan bagi pembinaan disiplin pribadi”. Dan jika shalat itu dikerjakan secara berjama’ah juga mengandung hikmah: “Komunikasi langsung antara anggota masyarakat sehingga selalu menguasai situasi up to date yang sangat diperlukan dalam kehidupan harmonis bermasyarakat, di samping menumbuhkan persaudaraan, persamaan, solideritas, kekeluargaaan dan sebagainya”.

Dengan demikian dapat dipetik berbagai hikmah yang teramat penting memalui kewajiban beribadah shalat tersebut yaitu unsur yang pertama adalah pembinaan pribadi individu dimana melalui ibadah shalat tersebut akan menumbuhkan diri yang berjiwa disiplin selalu mematuhi hukum dan aturan serta berjiwa optimis terhadap anugerah dan rahmat dari Allah SWT.      

 

F.     Makna Spiritual Shalat

1.     Menyelami Hakekat Sujud

Sayidina Ali mengingatkan kita filosofi dua sujud. Sujud pertama mengingatkan kita bahwa manusia berasal-usul dari tanah. Dari tanah ia diciptakan dan tumbuh menjadi makhluk hidup yang diberi kepercayaan sebagai khalifah di bumi dengan segala aktivitasnya. Meski demikian, setiap manusia mempunyai ajal dan pada akhirnya juga ia kembali ke tanah, masuk ke liang lahat, dan kembali menjadi tanah. Bangkit dari sujud mempunyai makna eskatologis.

2.     Di Balik Shalat

Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada, seperti yang dilukiskan Allah dalam surah ar-Rad ayat 29, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram". Karena itulah, Allah SWT menyerukan dalam surah Thaha ayat 14, "Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku". Mengingat Allah SWT untuk menenangkan jiwa harus dilakukan secara konstan dan dengan waktu yang teratur, sebagaimana ditegaskan dalam surah an-Nisa ayat 103, "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman".

3.     Bangkit dari Sujud

Secara spiritual, sujud juga bisa dimaknai pencurahan dan penyerahan secara total kepada Allah SWT. Bangkit dari sujud juga dianggap simbol dari kebangkitan kedua atau kebangkitan terakhir bagi manusia, sebagaimana diisyaratkan dalam surah Thaha ayat 55, “Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, serta darinya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain”.

 

G.   Ancaman bagi Orang yang Meninggalkan Shalat

Barang siapa melalaikan shalat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SWT. Ketika malaikat Jibril turun dan berjumpa dengan Rasulullah SAW, ia berkata, “Wahai Muhammad, Allah tidak akan menerima puasa, zakat, haji, sedekah, dan amal saleh seseorang yang meninggalkan shalat. Ia dilaknat di dalam Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Quran. Demi Allah, yang telah mengutusmu sebagai nabi pembawa kebenaran, sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat, setiap hari mendapat 1.000 laknat dan murka. Para malaikat melaknatnya dari langit pertama hingga ketujuh. Orang yang meninggalkan shalat tidak memperoleh minuman dari telaga surga, tidak mendapat syafaatmu, dan tidak termasuk dalam umatmu. Ia tidak berhak dijenguk ketika sakit, diantarkan jenazahnya, diberi salam, diajak makan dan minum. Ia juga tidak berhak memperoleh rahmat Allah.Tempatnya kelak di dasar neraka bersama orang-orang munafik, siksanya akan dilipatgandakan, dan di hari kiamat ketika dipanggil untuk diadili akan datang dengan tangan terikat di lehernya. Para malaikat memukulinya, pintu neraka jahanam akan dibukakan baginya, dan ia melesat bagai anak panah ke dalamnya, terjun dengan kepala terlebih dulu, menukik ke tempat Qorun dan Haman didasar neraka. Ketika ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, makanan itu berkata, ‘Wahai musuh Allah, semoga Allah melaknatmu, kamu memakan rezeki Allah namun tidak menunaikan kewajiban-kewajiban dari-Nya.’ Ketahuilah, sesungguhnya bencana yang paling dahsyat, perbuatan yang paling buruk, dan aib yang paling nista adalah kurangnya perhatian terhadap sholat lima waktu, sholat Jumat, dan sholat berjemaah. Padahal, semua itu ibadah-ibadah yang oleh Allah SWT ditinggikan derajatnya, dan dihapuskan dosa-dosa maksiat bagi siapa saja yang menjalankannya.  Orang yang meninggalkan sholat karena urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya. Ia dibenci Allah, dan akan mati dalam keadaan tidak Islam, tinggal di neraka Jahim atau kembali ke neraka Hawiyah”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meninggalkan sholat hingga terlewat waktunya, lalu mengadanya, ia akan disiksa di neraka selama satu huqub (80 tahun).... Sedangkan ukuran satu hari di akhirat adalah 1.000 tahun di dunia.” Demikian tertulis dalam kitab Majalisul Akbar.

Sementara dalam kitab Qurratul Uyun, Abu Laits Samarqandi menulis sebuah hadis, “Barang siapa meninggalkan sholat fardu dengan sengaja walaupun satu sholat, namanya akan tertulis di pintu neraka yang ia masuki.” Ibnu Abbas berkata, ”Suatu ketika Rasulullah SAW bersabda, ‘Katakanlah, ya Allah, janganlah salah seorang dari kami menjadi orang-orang yang sengsara.’ Kemudian Rasulullah SAW bertanya, ‘Tahukah kamu siapakah mereka itu?’ Para sahabat menjawab, ‘Mereka adalah orang yang meninggalkan sholat. Dalam Islam mereka tidak akan mendapat bagian apa pun’.

Disebutkan dalam hadis lain, barang siapa meninggalkan sholat tanpa alasan yang dibenarkan syariat, pada hari kiamat Allah SWT tidak akan memedulikannya, bahkan Allah SWT akan menyiksanya dengan azab yang pedih. Diriwayatkan, pada suatu hari Rasulullah SAW berkata, ”Katakanlah, ya Allah, janganlah Engkau jadikan seorang pun di antara kami celaka dan diharamkan dari kebaikan.”“Tahukah kalian siapakah orang yang celaka, dan diharamkan dari kebaikan?”“Siapa, ya, Rasulullah?” “Orang yang meninggalkan sholat,” jawab Rasulullah. Dalam hadis yang berhubungan dengan peristiwa Isra Mi'raj, Rasulullah SAW mendapati suatu kaum yang membenturkan batu ke kepala mereka. Setiap kali kepala mereka pecah, Allah memulihkannya seperti sedia kala. Demikianlah mereka melakukannya berulang kali. Lalu, beliau bertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”

“Mereka adalah orang-orang yang kepalanya merasa berat untuk mengerjakan sholat. Jawab Jibril. Diriwayatkan pula, di neraka Jahanam ada suatu lembah bernama Wail. Andaikan semua gunung di dunia dijatuhkan ke dalamnya akan meleleh karena panasnya yang dahsyat. Wail adalah tempat orang-orang yang meremehkan dan melalaikan sholat, kecuali jika mereka bertobat. Bagi mereka yang memelihara sholat secara baik dan benar, Allah SWT akan memuliakannya dengan lima hal, dihindarkan dari kesempitan hidup, diselamatkan dari siksa kubur, dikaruniai kemampuan untuk menerima kitab catatan amal dengan tangan kanan, dapat melewati jembatan shirathal mustaqim secepat kilat, dan dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab. Dan barang siapa meremehkan atau melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, dan tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SAW. Adapun enam siksaan yang ditimpakan di dunia adalah dicabut keberkahan umurnya, dihapus tanda kesalehan dari wajahnya (pancaran kasih sayang terhadap sesama), tidak diberi pahala oleh Allah semua amal yang tidak diangkat ke langit, tidak memperoleh bagian doa kaum salihin, dan tidak beriman ketika roh dicabut dari tubuhnya. Adapun tiga siksaan yang ditimpakan saat meninggal dunia ialah mati secara hina, mati dalam keadaan lapar, dan mati dalam keadaan haus. Andai kata diberi minum sebanyak lautan, tidak akan puas.

Sedangkan tiga siksaan yang didapat dalam kubur ialah, kubur mengimpitnya hingga tulang-belulangnya berantakan, kuburnya dibakar hingga sepanjang siang dan malam tubuhnya berkelojotan menahan panas, tubuhnya diserahkan kepada seekor ular bernama Asy-Syujaul Aqra. Kedua mata ular itu berupa api dan kukunya berupa besi, kukunya sepanjang satu hari perjalanan. ”Aku diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyiksamu, karena engkau mengundurkan sholat Subuh hingga terbit matahari, mengundurkan sholat Zuhur hingga Asar, mengundurkan sholat Asar hingga Magrib, mengundurkan sholat Magrib hingga Isya, dan mengundurkan sholat Isya hingga Subuh,” kata ular itu.Setiap kali ular itu memukul, tubuh mayat tersebut melesak 70 hasta, sekitar 3.000 meter, ke dalam bumi. Ia disiksa dalam kubur hingga hari kiamat. Di hari kiamat, di wajahnya akan tertulis kalimat berikut: Wahai orang yang mengabaikan hak-hak Allah, wahai orang yang dikhususkan untuk menerima siksa Allah, di dunia kau telah mengabaikan hak-hak Allah, maka hari ini berputus asalah kamu dari rahmat-Nya.

Adapun tiga siksaan yang dilakukan ketika bertemu dengan Allah SWT adalah, pertama, ketika langit terbelah, malaikat menemuinya, membawa rantai sepanjang 70 hasta untuk mengikat lehernya. Kemudian memasukkan rantai itu ke dalam mulut dan mengeluarkannya dari duburnya. Kadang kala ia mengeluarkannya dari bagian depan atau belakang tubuhnya. Malaikat itu berkata, ”Inilah balasan bagi orang yang mengabaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan Allah.” Ibnu Abas berkata, ”Andai kata satu mata rantai itu jatuh ke dunia, niscaya cukup untuk membakarnya.”

Kedua, Allah tidak memandangnya. Ketiga, Allah tidak menyucikannya, dan ia memperoleh siksa yang amat pedih. Demikianlah ancaman bagi orang-orang yang sengaja melalaikan sholat. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada orang yang bersegera menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya. Amin. Rasulullah SAW bersabda, “Sembahlah Allah seakan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.”(HR.Bukhari&Muslim)

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Shalat menurut bahasa berarti berdoa. Sedangkan pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ucapan disini adalah bacaan-bacaan Al-Qur’an, takbir, tasbih, dan do’a. Sedang yang dimaksud dengan perbuatan adalah gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, rukuk, sujud, dan gerakan-gerakan lain dalam shalat. 

Secara khusus dipakai untuk sholat lima waktu yang tuhan perintahkan untuk dikerjakan pada lima waktu yang berbeda beda dan mengandung syarat-syarat pendahuluan tertentu, seperti : 1. Penyucian secara lahiriah dari najis atau kotoran dan secara batiniah dari hawa nafsu; 2. Pakaian lahiriah supaya bersih dan pakaian batiniah supaya tidak dicemari oleh sesuatu yang diharamkan; 3. Tempat bersuci diri supaya secara lahiriah bebas dari kotoran dan secara batiniah bebas dari kerusakan akhlak dan dosa; 4. Menghadap kiblat, kiblat lahiriah berupa ka’bah dan kiblat batiniah berupa Arasy Ilahi, yang berarti rahasia musyahadat; 5. Berdiri secara lahiriah dalam keadaan kukuh (qudrat) dan secara batiniah dalam taman kedekatan dengan tuhan (qurbat); 6. Niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah; 7 Mengucapkan “Allahu Akbar” dalam maqam penghormatan dan pelenyapan (fana’), dan berdiri pada tempat persatuan, dan membaca al-Qura’an secara hormat, dan menundukkan kepala (rukuk) dengan kerendahan hati, dan merendahkan diri (sujud) dengan rasa kehinaan, dan bersyahadat dengan khusuk, dan menyelami pelenyapan sifat-sifat diri.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

  • Asyrafuddin, Mukhlisin, N., 2015. Makna Rukhshah dan Pembagiannya. https://almanhaj.or.id/3000-makna-rukhshah-dan-pembagiannya.html.
  • Tuasikal, Abduh, M., 2012. Permasalahan Kontemporer. http://cafe-islamicculture.blogspot.com/2011/06/kupas-tuntas-masalah-hukum-shalat-jama.html.
  • Tuasikal, Abduh, M., 2013. Bahaya Meninggalkan Shalat (Dalil Aqli). https://rumaysho.com/4902-bahaya-meninggalkan-shalat-1-dalil-al-quran.html.
  • Hadi, Sofyan. 2008. Shalat Membentuk Akhlak Yang Sempurna. http://syofyanhadi.blogspot.com/2008/07/shalat-membentuk-akhlak-yang-sempurna.html
  • Industri15. 2016. Ibadah Akhlak Dan Muamalah (Shalat). http://industri15ummgl.blogspot.com/2016/12/makalah-al-islam-3-shalat.html

 

0 komentar:

Post a Comment